apa perbedaan imadudin zanky sama nuruddin zanky pd masa salahudin
B. Arab
fathiyyahalmutahar
Pertanyaan
apa perbedaan imadudin zanky sama nuruddin zanky pd masa salahudin
1 Jawaban
-
1. Jawaban khalfaniabrar
Pertemuan antara Shalahuddin Al-Ayyubi dan Richard The lion Heart selama 3 tahun (585-588 H) dalam peristiwa penyerangan Pasukan Salib Inggris atas kota laut Akka telah menggambarkan bagaimana Shalahuddin sejatinya, mewakili pemimpin dunia islam yang begitu bersahaja dan bijaksana. Shalahuddin begitu sabar, selama 36 bulan bertahan, berjaga di garis pantai Kota Akka, sehingga membuat Pasukan Salib bergeleng kepala, begitu gigihnya ia menjaga wakaf umat Islam bernama Palestina.
Juga, ketika Richard The Lionheart jatuh sakit, Shalahuddin sendiri datang ke markasnya, membawa tabib dan mengurus perawatannya. Itulah mengapa begitu pulang dari ekspedisi Salib, ratusan ribu pasukan Eropa mulai meniru gaya hidup muslim; kesantunan, kepiawaian menata kebersihan diri, dan keuletan mencipta penemuan. Semua itu begitu nyata dan alami, tidak dipaksakan apalagi dibuat-buat (Prof. Poeradisastra)
Lewat tulisan sederhana ini, saya ingin mengajak diri saya sendiri dan kawan-kawan untuk mengenal lebih dekat pada seorang tokoh besar. Shalahuddin kah? Kali ini tidak, justru kita akan berlayar dan mejelajah ke abad 10 Masehi untuk berkenalan dengan pelopor kebangkitan umat islam di abad itu. Kalau kita melihat Shalahuddin Al-Ayyubi sebagai inspirasi, maka tokoh ini adalah inspirasi bagi Shalahuddin.
Jika boleh menyederhanakan kisah, saya akan memulai kisah hidup tokoh ini dari sebuah nama; Nizam Al-Mulk, seorang menteri besar di zaman Dinasti Abbasiyah pada awal abad 5 Hijriah yang gencar melakukan pendidikan dan kaderisasi generasi muda Islam kala itu. Beliau berhasil mengkader seorang pemuda bernama Aq Sankar, menjadi prajurit shalih berwawasan luas. Aq Sankar mempunyai anak bernama Imaduddin Zanki, yang mewarisi semangat jihad ayahnya. Imaduddin Zanki kala itu dikenal dunia Islam sebagai orang yang menggemuruhkan lagi semangat jihad setelah lama tidak terdengar.
Kebesaran namanya makin jelas ketika Imaduddin berhasil menaklukkan kota Raha (Edessa) setelah 28 hari pengepungan, yang saat itu dikuasai pasukan Salib dari 22 negara Eropa. Betapa saat itu kabar kemenangan begitu langka, karena sebelum penaklukkan kota Raha, yang terdengar di dunia Islam hanya kabar kekalahan demi kekalahan telak melawan Tentara Salib. Namun, Imaduddin Zanki menepisnya, memunculkan harapan!
Seorang Imaduddin menjadi menteri pertahanan, lalu menyatukan kota-kota lain, membebaskannya dari cengkraman Salibis. Panjang perjalanan hidupnya telah menyalakan kembali api jihad yang saat itu seperti nyanyian sebelum tidur. Imaduddin Zanki menemui syahidnya ketika beliau ingin membebaskan benteng Ja’bar dari Pasukan Salib yang terletak di semenanjung sungai Eufrat. Ibnu Katsir mendokumentasikan sifat beliau seperti ini, “Sebaik-baik raja, memiliki citra yang paling baik, orang yang pemberani, cerdas dan tegas.”
Tapi ruh jihadnya tak mati, bahkan makin berkobar-kobar menyala pada diri seseorang. Siapa dia? Perkenalkanlah anak kandung Imaduddin Zanki; Nuruddin Mahmud Zanki, pelopor reformasi jihad sebenarnya!