bagaimana kedatangan nenek moyang ke indonesia jelaskn
Sejarah
lyraayu
Pertanyaan
bagaimana kedatangan nenek moyang ke indonesia jelaskn
2 Jawaban
-
1. Jawaban nabila1212
Proses kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia
Persebaran nenek moyang bangsa Indonesia diperkirakan
melalui dua gelombang. Gelombang pertama ialah Melayu
Tua (Proto Melayu) sekitar 2000 SM dan gelombang yang
kedua yakni Melayu Muda (Deutro Melayu) sekitar 500 SM.
Berbagai ahli sejarah menerka bahwa kepindahan tersebut
disebabkan beberapa hal antara lain: kekurangan bahan
makanan, kerusakan lingkungan di daerah asal, bencana
alam, terdesak oleh pendatang, peperangan dll.
Proto Melayu
Jalur perpindahan dari Yunan menuju wilayah Indonesia
dibagi menjadi dua rute yakni rute barat dan rute timur.
Jalur barat dari Yunan ke Semenanjung Malaysia,
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara
kebudayaan yang dibawa adalah kapak persegi. Sedangkan
jalur timur dimulai dari Teluk Tonkin menyusuri pantai Asia
Timur menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua
sampai Australia dengan membawa kebudayaan kapak
Lonjong. Keturunan bangsa Proto Melayu misalnya saja
suku bangsa Batak, Dayak dan Toraja. Bangsa Proto
Melayu sudah bermukim secara menetap, dengan berternak
dan pengolahan tanah secara sederhana.
Deutro Melayu
Persebaran Deutro Melayu menempuh jalur barat dengan
membawa kebudayaan Dongson dari Vietnam. Kebudayaan
Dongson merupakan bebudayaan yang menghasilkan alat-
alat dari perunggu seperti kapak corong (kapak perunggu),
nekara, moko dan perhiasan dari perunggu. Bangsa Deutro
Melayu memilih tinggal di daerah pesisir, muara dan sungai
yang merupakan daerah yang subur. Deutro Melayu sudah
bercocok tanam lebih modern dibangindkan Proto Melayu.
Deutro Melayu sudah mengenal irigasi. Bangsa Indonesia
sekarang yang merupakan keturunan dari bangsa Deutro
Melayu adalah suku bangsa jawa, Madura, Menado dan
Melayu. -
2. Jawaban NadaSyarifah
Kalo mau lebih singkatnya begini.
Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, dan kedatangannya ke Indonesia dilakukan secara bergelombang.
Gelimbang pertama menggunakan perahu bercadik satu, dan Gelombang kedua menggunakan perahu bercadik dua.